Berwisata Budaya Di Kota Yogyakarta

Berwisata Budaya Di Kota Yogyakarta

tetonvalleychamber – Yogyakarta adalah salah satu kawasan wisata paling terkenal di Indonesia. Yogyakarta merupakan daerah yang kaya akan wisata budaya. Banyak orang yang datang ke Jogja hanya ingin menikmati suasana malam di kota Jogja dan menikmati budaya penduduk setempat yang dikenal dengan keramahannya. Tetapi, hal ini tentunya belum lengkap tanpa berkunjung ke beberapa objek wisata budaya di Yogyakarta berikut ini.

Berwisata Budaya Di Kota Yogyakarta

1. Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman
paket wisata Jogja

Dalam perundingan Giyanti tahun 1755, sejarah keberadaan Masjid Gedhe Kauman tidak lepas dari Kraton Kasultanan Yogyakarta sebagai Negara Islam. Masjid Geyhe Kauman didirikan 18 tahun setelah penandatanganan Perjanjian Giyanti.

Keistimewaan Masjid Kauman Gedhe adalah merupakan satu-satunya masjid besar di Indonesia dengan sejarah lebih dari 200 tahun, dan memiliki potensi sejarah yang sangat besar. Gaya arsitektur bernuansa Kraton menjadi daya tarik tersendiri yang menjadi daya tarik wisata sejarah bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Letak Masjid Kauman Gedhe tidak jauh dari Keraton Yogyakarta di sebelah barat, persis di samping Alun-alun Utara. Secara administratif masjid ini terletak di Desa Kauman, Desa Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta.

Jika kita mengamati atap masjid ini yang menggunakan sistem atap tiga lapis dengan semanggi, maka akan menggambarkan daun kluwih dan gadha. Sistem tiga atap ini berarti mencapai kesempurnaan hidup melalui tiga tahapan kehidupan manusia (Hukum Islam, Makrifat dan Dzat). Perubahan jaman dan terjadinya segala aktivitas telah memungkinkan pembangunan masjid ini berkembang dan berbeda dari masa lalu.

Gempa besar terjadi pada tahun 1867 yang menghancurkan bangunan asli balai depan Masjid Gedhe Kauman dan menggantinya dengan bahan yang khusus digunakan untuk pembangunan istana. Demikian pula bagian bawah masjid yang terbuat dari batu kali, yang kini telah diganti dengan marmer Italia. Pesona Masjid Kauman Gedhe terletak pada beberapa keunikan, salah satunya adalah pemasangan batu kali putih pada dinding masjid, tidak menggunakan semen dan perekat lainnya, serta menggunakan kayu jati utuh. Sebagai penumpang di gedung masjid, ia memiliki sejarah lebih dari 200 tahun.

Layaknya masjid pada umumnya, Masjid Ged Koman terdiri dari sebuah masjid induk yang memiliki ruang utama sebagai tempat shalat dan dilengkapi dengan tempat shalat atau mihrab yang dipimpin oleh Alead. Di sebelah kiri di belakang mihrab adalah maxura yang terbuat dari kayu jati persegi, dengan lantai marmer tinggi dan tombak. Sultan setuju untuk salat di masjid Gedhe Kauman saat Maksura menjadi tempat yang aman bagi raja.

Tak jauh dari mihrab, ada Mimbar berupa tahta bertingkat, tempat misionaris berdakwah pada hari Jumat. Podiumnya terbuat dari kayu jati dan dihiasi dengan ukiran indah berupa ornamen tanaman dan bunga bergaya daun emas.

2. Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg
Wikipedia

Yogyakarta merupakan kota yang kaya akan pariwisata dan budaya, dan terdapat banyak museum yang menarik untuk dikunjungi. Tak hanya itu, museum-museum di Yogyakarta juga menawarkan wisata edukatif. Salah satu museum tersebut adalah Museum Fort Frederick di Yogyakarta. Margo Mulyo No. 6, Ngupasan, Yogyakarta. Museum merupakan salah satu tempat wisata di kawasan nol kilometer. Selain bangunan dengan sejarah yang panjang dan sering digunakan untuk fotografi, Museum Kastil Frederborg juga menyediakan wisata edukasi berupa diorama.

Memasuki museum ini, pengunjung akan diajak melihat empat diorama yang menampilkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari era kolonial hingga pasca kemerdekaan. Selain itu, terdapat patung pahlawan, replika meriam dan replika Tugu Yogyakarta yang bisa dijadikan spot foto.

Selain statusnya sebagai museum pelacak sejarah Indonesia, Benteng Frederick sendiri menjadi saksi bisu perjuangan bangsa di Indonesia. Museum ini pertama kali dibangun pada tahun 1760 oleh Sultan Hamenkubuwono I dari Sri Lanka atas permintaan Belanda. Pada tahap awal pembangunannya, bentuk Benteng Frederick masih sangat sederhana, yaitu berupa tembok tanah yang ditopang tiang-tiang pohon kelapa dan beratap jerami.

Museum Benteng Vredeburg sendiri buka setiap hari mulai pukul 07.30 hingga 16.00 WIB. Pada saat yang sama, museum tutup pada hari Senin.
Untuk harga tiketnya, pengunjung Benteng Vredeburg hanya perlu membayar antara Rp1.000 hingga Rp10.000 dengan memberikan detail sebagai berikut:
1. Dewasa per orang: Rp 3.000
2. Kelompok dewasa (minimal 20 orang): Rp 2.000
3. Anak perorangan (TK, SD, SMP): Rp 2.000
4. Anak kelompok (minimal 20 orang): Rp1.000
5. Turis Asing: Rp 10.000

Baca Juga : 10 Destinasi Ice Skating Terindah Di Dunia

3. Monumen Serangan Umum 1 Maret

Monumen Serangan Umum 1 Maret
Paket Wisata Jogja

Tugu Serbuan Biasa 1 Maret terdapat di dekat Museum Baluarti Vredeburg di depan Kantor Pos Yogyakarta. Tugu ini dibentuk buat memeringati serbuan angkatan Indonesia kepada Belanda pada bertepatan pada 1 Maret 1949.

Orang Indonesia percaya bahwa Indonesia sudah lumpuh dan Belanda sudah tidak ada lagi. Untuk membuktikan bahwa negara Indonesia masih ada, dilakukan penyerangan besar-besaran. Penyerangan tersebut dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (Letkol Soeharto, Komandan Brigade 10, Brigade 10, wilayah Weirkreise III).

Dalam era perang, bagi konsep tadinya, Yogyakarta sukses diduduki Tentara Nasional Indonesia(TNI) sepanjang 6 jam sampai jam 12. 00. Dengan kesuksesan serbuan megah pada 1 Maret, akhlak Tentara Nasional Indonesia(TNI) bertambah serta sanggup melawan agitasi Belanda. Tugu Serbuan Biasa 1 Maret ialah salah satu landmark serta cagar adat Provinsi Yogyakarta yang arsitekturnya menegaskan kita pada asal usul era kemudian bangsa Indonesia melawan kolonialis. Pada waktu- waktu khusus, paling utama pada Hari- Hari Nasional( semacam Hari Kebebasan ataupun Hari Bahadur), monumen ini kerap dipakai selaku tempat buat memeringati festival- festival itu.

4. Makam Imogiri

Makam Imogiri
GudegNet

Mungkin banyak yang bertanya apa asyiknya pergi ke kuburan. Namun berbeda dengan Makam Imogiri di Yogyakarta, bisa menjadi salah satu sarana wisata budaya yang meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat. Alasannya, Makam Imogiri merupakan salah satu makam bersejarah yang ada di Yogyakarta, karena merupakan makam Raja Mataram dan keturunannya.

Kober atau makam Imogiri telah terdapat semenjak tahun 1632- 1640M yang dibentuk oleh Baginda Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo. Baginda Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo merupakan baginda Mataram ketiga serta generasi langsung dari Panembahan Senopati.

Untuk memasuki kawasan makam Imogiri, pengunjung harus mengenakan pakaian adat Mataram. Pria biasanya diberi warna dasar mata hitam atau biru tua atau mata kucing. Wanita biasanya diberi Kemben dan tidak diperbolehkan memakai perhiasan.

5. Museum Dharma Wiratama

Museum Dharma Wiratama
Wikipedia

Museum Dharma Wiratama terletak di Jl. Zander Sudirman 75 Yogyakarta. Museum ini milik Tentara Nasional Indonesia, dan mencatat lebih banyak cerita tentang perjuangan setelah kemerdekaan Indonesia. Antara tahun 1950-1980, bangunan museum ini digunakan sebagai markas ordo pemberontak (makorem). Hingga tahun 1980, fungsi gedung ini diubah menjadi Museum Dharma Wiratama.

Museum ini sebagian besar menyimpan dan memamerkan senjata perang kuno, selain itu juga menyimpan foto para pejabat TNI. Semua koleksi museum, terutama yang kecil, disimpan dalam lemari kaca besar dengan karpet merah.

Jika ingin mengetahui kekuatan tentara Indonesia bisa berkunjung ke museum ini. Museum ini menyimpan berbagai jenis senjata, mulai dari tank Stewart MK I dan II buatan Amerika hingga samurai, parang, pistol, senapan, dan berbagai senjata lainnya.

Anda juga bisa meniru dapur umum masa perang yang memiliki tengku kayu, dinding anyaman bambu, dan ember. Inilah disiplin prajurit Republik Indonesia yang disiplin dan berusaha sebaik-baiknya, bisa menjadi teladan bagi anak bangsa untuk terus membangun patriotisme. Saat mengunjungi museum ini, Anda akan merasa berada di jajaran pasukan militer yang sangat terlatih dalam menjaga kedaulatan negara.

6. Istana Negara, Gedung Agung Yogyakarta

Istana Negara, Gedung Agung Yogyakarta
BALIPOST.com

Istana Negara Yogyakarta juga dikenal sebagai Gedung Agung Yogyakarta. Letak istana nasional ini berada di Jalan Ahmad Yani, tak jauh dari Malioboro. Gedung Agung terletak di pusat kota Yogyakarta. Luas istana nasional ini 43.585 meter persegi.

Menurut laporan, bangunan utama kompleks keraton dibangun pada pertengahan tahun 1824. Pemrakarsanya adalah Anthony Hendriks Smissaerat, yang merupakan penduduk ke-18 Yogyakarta (menjabat antara tahun 1823 dan 1825).

Tujuan dibangunnya gedung tersebut adalah untuk menyediakan wadah bagi warga Belanda di Indonesia. Gedung ini dirancang oleh A Payen. Bangunan ini juga memiliki sejarahnya sendiri, pernah menjadi Istana Kepresidenan Indonesia ketika Yogyakarta diangkat sebagai ibu kota Indonesia.

Baca Juga : Wisata Taman Bunga Lavender Terbesar di Dunia Yang Mempesona

7. Museum Batik dan Sulaman Yogyakarta

Museum Batik dan Sulaman Yogyakarta
paket wisata Jogja

Museum Batik Yogyakarta terletak di Jl. Suyou 13 Yogyakarta (A Yogyakarta) didirikan pada tanggal 12 Mei 1977 atas prakarsa keluarga Hadi Nugroho. Perhatian masyarakat, termasuk wisatawan mancanegara, terhadap batik masih sangat tinggi sehingga membuat keluarga menjadi preseden untuk koleksi batik. Mulai dari kerabat sendiri, orang tua, kakek nenek dan generasi Hardy, hingga awal usaha mendirikan museum batik.

Koleksi batik museum sangat lengkap. Berbagai macam kain batik dari berbagai daerah di Indonesia ada di sini, dari kain batik di Yogyakarta, Indramayu hingga pengrajin kain batik daerah lain di Indonesia. Rangkaiannya meliputi kain panjang, sarung, dll. Sejauh ini sudah mencapai 400 potong kain, ditambah beberapa perlengkapan batik. Koleksi tertua adalah karya batik dari tahun 1700-an.

Tidak hanya koleksi batik, Museum Batik pula menaruh bermacam koleksi sulaman tangan. Koleksi sulaman tangan amat banyak, apalagi museum memenangkan apresiasi buat kain batik catat terbanyak MURI berdimensi 90 x 400 centimeter. Satu tahun setelah itu, museum pula memperoleh akta apresiasi yang serupa dari pihak patron. Mendirikan museum kerawang awal di Indonesia.

Saat ini Museum Batik dikelola oleh Ibu Dewi Sukaningsih atau lebih dikenal nenek Dewi. Nenek Dewi juga seorang pembuat sulaman buatan tangan yang sangat cantik karena foto aslinya terlihat nyata. Namun, meski museum memiliki aset seni budaya yang bahkan sudah diakui dunia, peran manajemen pemerintah masih kurang. Hal tersebut menjadikan museum ini masih terbelakang dan dikenal masyarakat luas.

8. Kotagede

Kotagede
Wikipedia

Kotagede merupakan kawasan wisata Jogja yang sarat akan keindahan kota tua, bangunan bersejarah dan kerajinan perak yang menawan. Ada beberapa kawasan wisata di Yogyakarta yang menawarkan beragam pesona untuk menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Beberapa bidang tersebut berlomba-lomba menonjolkan potensi industri pariwisata untuk menarik minat para pelancong. Seperti halnya Kotagede, kini sepertinya sudah menjadi salah satu simbol wisata Kota Pelajar Jogja.

Jika Kaliurang memiliki panorama alam yang indah serta udara perbukitan yang sejuk dan segar, maka Kotagede adalah kota tua yang terkenal, dan seolah membawa wisatawan ke masa lalu. Terdapat berbagai bangunan tradisional dan bangunan kuno dengan berbagai gaya arsitektur di kawasan ini.

Kotagede dianggap sebagai kawasan yang memiliki nilai sejarah. Daerah inilah yang menjadi pionir berdirinya Kerajaan Mataram Islam di Jawa. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak ditemukan peninggalan sejarah di kawasan ini. Tak hanya itu, Kotagede juga dikenal dengan budaya, adat istiadat yang kental dan penduduk lokalnya yang ramah.

Saat berlibur di Jogja, jika tidak singgah ke Kotagede dirasa belum lengkap. Kawasan ini memang memiliki tempat wisata yang sayang untuk dilewatkan. Di tempat ini tidak hanya terdapat bangunan kuno dengan nilai sejarah yang tinggi, tetapi juga kerajinan perak yang terkenal di seluruh pelosok negeri karena keindahannya.

Untuk menuju Kotagede, pengunjung hanya perlu menempuh jarak sekitar 6 kilometer atau 15 menit dari pusat kota Kota Jojga. Lokasinya sangat dekat dengan pusat kota dan sangat mudah untuk menjangkau daerah tersebut. Wisatawan bisa menggunakan berbagai angkutan umum, seperti Transjojga, taksi, becak atau angkutan pribadi.

9. Museum Perjuangan Yogyakarta

Museum Perjuangan Yogyakarta
YogYes

Museum Perjuangan merupakan museum sejarah perjuangan memperingati 50 tahun kebangkitan bangsa Indonesia.

Lokasi museum berada di Jalan Kolonel Sugiyono Yogyakarta. Museum Perjuangan Yogyakarta dibangun pada tanggal 17 Agustus 1959 dan diprakarsai oleh Sri Paku Alam VIII dengan meletakkan fondasinya.

Arsitektur museum ini sangat artistik. Bagian atas bangunan terinspirasi dari gaya arsitektur Kerajaan Romawi kuno. Sedangkan bagian bawah bangunan terinspirasi dari gaya arsitektur Candi Mataram Hindu.

10. Monumen Jogja Kembali

Monumen Jogja Kembali
TribunJogja Wiki – Tribunnews.com

Monumen Jogja Kembali atau Monjali adalah salah satu situs bersejarah Yogyakarta. Monumen ini dibangun untuk memperingati kembalinya TNI di Yogyakarta dari penjajahan Belanda.

Monumen tersebut dibangun pada tanggal 29 Juni 1985. Peletakan batu pertama SriSultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII.

Saat ini, monumen ini dapat dengan mudah dikunjungi. Pengunjung bisa naik bus Trans Jogja atau bahkan naik mobil pribadi untuk mencapainya. Banyak wisatawan yang menginap di sini karena tertarik dengan bentuk bangunan monumen yang unik.

11. Museum Ullen Sentalu

Museum Ullen Sentalu
Data Wisata

Museum Ullen Sentalu terletak di lereng Merapi, sehingga udara disana sangat sejuk dan nyaman untuk di tempuh. Museum Ullen Sentalu menyimpan berbagai peninggalan budaya Kerajaan Mataram. Museum ini bisa menjadi salah satu wisata budaya Yogya yang direkomendasikan.

Wisatawan yang tidak bisa masuk angin sebaiknya menyiapkan baju hangat saat berkunjung, karena suhu di sana tergantung situasi dan berkisar antara 15 hingga 25 derajat Celcius. Keunikan museum ini adalah arsitektur bangunannya yang menyatu dengan lingkungan alam.

Saat berkunjung, pengunjung akan dipandu oleh pemandu agar tidak membingungkan pengunjung. Ada Balai Seni dan Gamelan, Balai Guwo Selo Giri, Balai Desa Kambang dan Sasana Sekar Buwana, serta koridor Letja Randa.